Sabtu, 31 Juli 2010

AKU INGIN MENJADI SEORANG MENTOR (based on true story)

Bismillah….

Dengan nama Allah, saya memberanikan diri untuk menjadi mentor,bukan berarti saya jauh lebih baik dari yang lain, tetapi jiwa dakwah saya sudah berkali-kali dipanggil dan tidak mungin saya mengabaikannya. Sebut saja saya sebagai al-akh….

Al-akh yang insyaAllah sudah bergabung di jalan dakwah ini beberapa waktu silam. Tegang, itulah yang saya rasakan ketika pertama kali mengikuti mentoring saat PK2MABA. Tetapi, lambat laun saya malah menikmati mentoring itu. Setahun berlalu sejak saya mengikuti mentoring ini, yang Insya Allah dengan rutin karena Allah sang Penggenggam setiap jiwa memudahkan hati dan langkah ini hingga sampai ke mentoring. Tibalah saat Open Recruitment (OR) mentor tiba, dengan segala kesungguhan hati, memperbaiki, dan meluruskan niat, akhirnya saya memutuskan menjadi seorang mentor.

Mungkin banyak keraguan dihati para saudara-saudariku, mengapa begitu semangatnya saya ingin sekali menjadi mentor. Saya hanyalah manusia biasa, yang perlu perbaikan dan pembinaan, apalah jadinya saya jika jauh dari bimbingan agama, naudzubillah. Begitu banyak peristiwa-peristiwa yang semakin kuat menarikku untuk bergabung dijalan dakwah ini.

Bagaimana tidak?

Ketika ada seseorang yang mendatangi saya dan mengaku telah (maaf)melakukan zina dan ingin saya membimbingnya. Apalah saya ini, seseorang yang masih perlu dimimbing, tetapi harus membimbing orang lain. Tetapi Allah telah menakdirkan saya bertemu mereka lebih dari satu kali. Wajah yang kelam,itulah yang saya lihat dari mereka. Mungkin orang-orang seperti itu juga ada di kampus kita, dan mereka memerlukan uluran dakwah kita, boleh jadi mereka malu mengutarakannya. Mungkinkah kita hanya diam saja, ketika saudara-saudari kita begitu rindu akan cahaya Allah yang kini mereka dapati hanyalah kegelapan? Tidak inginkan kita menjadi perantara Allah dalam berbagi kebaikan dan cahaya yang menunjukkan jalan keluar?

Wahai saudaraku, apa yang sekarang kamu takutkan,

jadi mentor ga harus jadi kiai dulu”,

ga harus jadi ulama' dulu yang penting ia punya tekad untuk memperbaiki diri dan memperbaiki orang lain”…..

Itulah sepenggal kisah nyata dari salah seorang aktivis dakwah yang InsyaAllah sampai sekarangpun masih istiqomah dengan “binaannya”. jiwa dakwahnya karena melihat disekelilingnya yang memerlukan uluran dakwah dan berpikir banyaknya orang pintar di Indonesia namun sedikit sekali yang bermoral boleh jadi salah satu alasanya utuk tidak “apatis” terhadap sekitar. Masih kurangkah kisah beliau untuk membangunkan jiwa dakwahmu ya pemuda-pemudi generasi penerus panji-panji perjuangan Rasul?

Jika alasan utama kita dalah sibuknya waktu kuliah hingga tidak bisa menyediakan waktu untuk berdakwah, lantas bagaimana dengan Presiden BEM FK 2007, Yang juga punya jam terbang amat padat?

Adalah Aldilla wahyu Rahmadian atau yang akrab dipanggil Allidlla ini, ketika itu mengenal mentoring saat PK2MABA, dengan senang hati mengikuti mentoring setelah penat dari segala aktivitas adalah perasaanya ketika mentorning pertama kali menyapa dihatinya. Nuansa mentoring memberikan angin sejuk ketika itu. Teringat ia akan pesan kakak tercintanya yang mengatakan bahwa “ jika waktu tidak diisi dengan hal yang bermanfaat maka akan terisi oleh kesia-siaan”. Kalimat itulah yang menjadi salah satu penyemangatnya tuk terus istiqomah dalam mengikuti mentoring selama menjadi MABA. Sampai akhirnya OR tiba. Ia pun memberanikan diri untuk mendaftar menjadi mentor, dengan meniatkan untuk mencari ilmu.

Kelas 3 SMA, itulah masa ketika ia menyabut Hidayah yang menyapanya. Peristiwa ketika ia aktif di organisasi yang terkadang membuatnya “confront” dengan anggota SKI- lah yang membuatnya tersadar. “Apa yang telah saya lakukan selama 20 tahun ini, begitu saya lalai dan tidak mengenal Islam dengan baik”, ungkapnya lirik. Terlecutlah ia untuk memperbaiki dirinya agar dapat membawa bekal yang cukup di akhirat kelak, karena tidak ada seorangpun yang menjaminnya dapat hidup esok hari.

“Wahai saudara-saudariku, saya sudah terlambat mengetahui betapa indahnya Islam itu,dan saya tidak ingin adik-adik saya merasakan apa yang saya rasakan,”tambahnya.

Adalah Aldilla, seorang Presiden BEM yang InsyaAllah memiliki jam terbang yang padat tetapi terus menyediakan waktunya untuk berbagi ilmu kepada “adik-adiknya” dan mengikuti kajian LKI. Ia pun selalu menyempatkan waktunya untuk memotivasi para mentor yang lain untuk terus istiqomah di jalan dakwah yang berat ini.

“jalan dakwah memang berat dan pahit, tetapi balasan pahala yang dijanjikan Allah amatlah manis,” itulah sepenggal kalimat yang menyemangatinya ketika ia berkeluh tidak sanggup berada di jalan dakwah ini kepada kakak yang telah mengajaknya menjadi penerus perjuangan Rasul

Wahai, pemuda-pemudi yang memimpikan Rasul sebagai Mentornya, dakwah telah memanggilmu, tak inginkah engkau menyahut panggilanya? Lihatlah sekelilingmu, mereka perlu uluran dakwah,yang menyejukkan seperti embun pagi, menerangi ketika gelap dan menghangatkan laksana mentari pagi. Bisa jadi amal yang engkau anggap sepele, justru Allah ridha atas amalmu…….

Wallahu ‘alam bishshawab

Kamis, 29 Juli 2010

Di Balik Sosok Ayah

terinspirasi dari sebuah blog akhwat,semoga bisa menjadi bahan renungan yang kini mulai luntur sosok seorang ayah di mata anak-anak tercintanya. Bukan berarti sosok ibu ga penting. Percaya atau engga penelitian orang barat menunjukkan bahwa ketika para pelaku krimal di wawancara terkait alasn mereka melakukan kejjahatan, mereka mengaku bahwa tidak adanya figur tauladan yang menjadi contoh kebaikan untuk mereka. Sehingga di Barat sana juga ada hari ayah lho hehe... ya udah mending langsung dibaca aja, renungan Di Balik Sosok Ayah.... Met membaca


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu.

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia....
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu ....
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

sumber:kaskus